Presiden Joko Widodo direncanakan meresmikan Bandara Siboru Fakfak pada 26 November mendatang. Bandara Siboru masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang cukup lama direncanakan oleh pemerintah dan dinanti-nantikan kehadirannya oleh masyarakat Kabupaten Fakfak.
Bandara Siboru Fakfak miliki runway dengan panjang 1.600 meter dan lebar 30 meter, Taxiway 206 kali 10,5 meter dan apron 94 kali 72 meter dan siap untuk diresmikan.
Sebelum ada Bandara Siboru, masyarakat Fakfak mengandalkan Bandara Torea yang hanya memiliki landasan sepanjang lebih kurang 1.200 meter dan lebar 30 meter dan belum bisa didarati pesawat berbadan besar.
Sejak 2020, pemerintah mulai membangun bandara baru yang berlokasi di Siboru, yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas transportasi udara di wilayah Papua Barat.
Bupati Fakfak, Untung Tamsil menjelaskan masyarakat sudah merindukan bandara yang bisa didarati pesawat tipe boeing.
Nantinya, jika Bandara Siboru resmi beroperasi, maka Bandara Torea sebagai bandara eksisting di Fakfak sudah tidak dapat dikembangkan lagi. Ini karena lokasi bandara ini berada di atas bukit dengan di kedua sisi ujung runway jurang dan di samping runway bukit dan jurang serta keterbatasan lahan untuk peningkatan kapasitas pelayanan pengoperasian pesawat yang lebih maksimal. Dengan panjang runway 1200 x 30 meter, membatasi pergerakan pesawat yang hanya bisa digunakan landing oleh pesawat ATR 72 dan sejenisnya.
- Kasus Baru HIV AIDS di Papua Barat Didominasi Milenial
- Bupati Fakfak Protes Pernyataan Bupati Mimika Terkait Pembangunan Smelter
- Anak Adat Suku Mbaham Protes Patok yang Dipasang Suku Madewana