Belajar Toleransi dari Masyarakat Fakfak

Salah satu masjid di Fakfak/Hari Suroto
Salah satu masjid di Fakfak/Hari Suroto

Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki toleransi beragama sangat tinggi.


Hal ini tercermin dari filosofi satu tungku  tiga batu. Maknanya, ketiga batu dilambangkan sebagai tiga agama yang sama kuat dan menjadi kesatuan yang seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga. Tiga agama yang dimaksudn adalah Islam, Kristen Protestan dan Katolik. Tidak jarang dalam satu keluarga di Fakfak terdapat tiga agama, tetapi mereka tetap hidup rukun dan damai disertai nilai-nilai toleransi yang tinggi.

Peneliti Arkeologi BRIN, Hari Suroto menjelaskan kampung-kampung di Fakfak sangat unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Kampung-kampung di Fakfak pada umumnya ditandai oleh tempat ibadah sebagai ikon sekaligus penanda. 

“Jika sebuah kampung terdapat gereja, maka itu berarti kampung yang mayoritas penduduknya beragama kristen, sedangkan pada kampung yang terdapat masjid berarti itu adalah kampung Islam,” kata Hari, Selasa (10/10).

Selain tempat ibadah sebagai penanda, traveler yang berkunjung ke Fakfak juga dapat menyaksikan hewan peliharaan penduduk sebagai penanda. Untuk kampung Islam, ditandai dengan banyaknya kambing peliharaan milik penduduk. Kambing-kambing ini dibiarkan bebas berkeliaran begitu saja. Terkadang pada malam hari, kambing-kambing ini tidur di jalan raya, sehingga para pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor wajib berhati-hati. 

Sebagai penanda kepemilikan kambing-kambing ini, setiap kambing diberi kalung penutup botol plastik warna warni oleh pemiliknya.

Untuk kampung yang mayoritas penduduknya beragama kristen, biasanya ditandai dengan banyaknya anjing yang dipelihara warga. “Anjing-anjing ini untuk menjaga rumah, teman berburu atau untuk menemani berkebun,” Hari menambahkan.